Sabtu, 23 Maret 2013

ORDER OUT OF CHAOS


Komunikasi memiliki makna subjektif maupun objektif bagi pelaku yang terlibat di dalamnya. Komunikasi dialog sangat mempengaruhi proses suatu hubungan dan sebuah tatanan. Komunikasi dinilai memiliki pola-pola interpretasi, maksudnya penafsiran bagaimana caranya memahami sebuah isi pesan dan bagaimana ia membentuk semacam makna sehingga jika makna-makna tersebut tidak bisa diterima atau bertentangan, maka akan menimbulkan chaos atau konflik karena komunikasi di satu sisi merupakan alat bagaimana sebuah pesan penyampaian tanda-tanda dari simbol itu menjadi basic untuk melihat proses komunikasi itu sendiri.
Ada anggapan menurut Anderson bahwa jika ada proses komunikasi yang penafsirannya tidak bisa dipahami bersama atau ada sudut pandang yang berbeda terhadap dunia, maka akan menimbulkan potensi chaos atau konflik. Sehingga perlu ditempuh upaya untuk mengatasi miss understanding maupun miss interpretation
Teori Interaksionisme Simbolik yang dikembangkan oleh Herbert Mead mengungkapkan interaksi sesama manusia terhadap objek maupun antar manusia dan peristiwa-peristiwa yang dipahami dan dimaknainya tergantung pada simbol-simbol dan tanda-tanda yang diserap. Seseorang akan mendefinisikan situasi realitasnya berdasarkan persepsinya atas realitas tersebut. Bahasa merupakan medium yang dijadikan proses interaksi tersebut. Manusia mendefinisikan, memahami, dan menyadarinya berdasarkan pemahaman terhadap bahasa tersebut sehingga mempengaruhi proses sosialisasinya terhadap individu lainnya atau tradisi kultur proses sosialisasi (sosio-cultural tradition).
Pearce and Cronen melakukan definisi makna dan memanage makna tersebut. Teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses dialog atau conversation, proses komunikasi mengkonstruksi atau membentuk realitas sosial mereka sendiri secara stimultan melalui proses yang bertahap lalu membentuk dan memaknai sudut pandangnya atas dunia. Mereka dapat mencapai satu kesepahaman bersama dalam konteks common understanding. Mereka mencapai satu pemahaman secara koordinatif yang memungkinkan dialog-dialog yang terjadi memberikan proses pembelajaran dan pengajaran serta peningkatan kualitas pemahaman terhadap orang lain.
Burgon dalam teorinya ‘penyimpangan komunikasi’ atau komunikasi yang destruktif mengatakan bahwa komunikasi yang didasarkan pada ekspektasi kepada orang lain menyebabkan proses kesalahpahaman dimana strateginya adalah melakukan konformitas (penyesuaian). Maksudnya, ketika sebuah makna-makna komunikasi ambigu (mendua) dan tidak jelas, maka akan menghasilkan titik-titik konflik atau kesalahpahaman bahkan pada tingkat tertentu dapat menimbulkan ketegangan atau agresifitas. Karenanya, upaya persuasif yang tak diharapkan dalam proses komunikasi antarpersona sebaiknya dihindarkan lalu mengubah proses komunikasinya menjadi searah, bisa diterima, dan sesuai harapan antara komunikan dan komunikatornya.
Buller dan Burgon mengungkapkan adanya proses kesimpangsiuran atau manipulasi dalam komunikasi yang disebabkan karena pemberian proses informasi yang berlebihan (overload) dimana melalui proses komunikasi tersebut responden biasanya termanipulasi bahkan terjadi bias kebenaran.
Altman dan Taylor mengungkap tentang teori penetrasi sosial. Bahwa hubungan antarpersona itu ditunjukan secara bertahap dimana tingkat kedekatan dan keakraban terjadi dalam proses yang lama dan bertahap yang selanjutnya membentuk konsep penetrasi sosial. Dalam hal ini komunikasi yang intens (terus menerus) terjadi dan akhirnya akan membentuk proses penetrasi sosial dimana individu dalam posisi ini tidak punya pilihan lain terhadap informasi yang diterimanya.     

3 komentar:

  1. semua teori ini ada gunanya gak sih? gak ada contoh aplikasinya, jadi bingung :|

    BalasHapus
  2. mas pengertian dari order out of chaos itu sendir apa yah??

    BalasHapus
  3. Order out of chaos adalah MOTTO dari Illuminati.... Untuk new world order

    BalasHapus